Rabu, 11 Maret 2009

Pesamaan Garis Lurus

Matematika bab Persamaan Garis Lurus bisa dilihat disini :

Persamaan Garis Lurus...

Met belajar..!

Fungsi dan Grafiknya

Materi mapel Matematika bab Fungsi dan Grafiknya bisa dilihat disini :

Fungsi dan Grafiknya...

Met belajar..!

Cahaya

Untuk Fisika bab Cahaya silahkan dilihat disini ya.....

Fisika bab Cahaya...

Selamat belajar..!

Senin, 09 Maret 2009

tugas bercerita legenda dalam bahasa Inggris

tugas dari Bu Caroline :

Loro Jonggrang
Folklore from Central Java

Once upon a time, there was a kingdom named Prambanan. The people lived peacefully. However, soon their happy lives were disturbed by Pengging Kingdom. The king, Bandung Bondowoso, wanted to occupy Prambanan. He was a mean king. The war between Prambanan and Pengging could not be avoided. Prambanan lost the war and led by the new king, Bandung Bondowoso. Pengging could win the war because Bandung Bondowoso had a supernatural power. His soldiers were not only humans but also genies. Those creatures always obeyed Bandung Bondowoso. They always did whatever Bandung Bondowoso asked them to do. The king of Prambanan had a beautiful daughter. Her name was Loro Jonggrang. Bandung Bondowoso fell in love with her and wanted to marry her.

"If you want to marry me, you have to build a thousand of temples in just one night," said Loro Jonggrang. She hated Bandung Bondowoso because he made the people of Prambanan suffered.

"What? Impossible! You just gave me an excuse for not marrying me!" said Bandung Bondowoso. But he did not give up. He asked the genies to help him. Then all those genies worked hard to build the 1.000 temples. Meanwhile, Loro Jonggrang heard from the lady-inwaiting that the building of 1.000 temples was almost finished. She was so scared; she did not want to marry Bandung Bondowoso. And then she had a great idea. She asked all the ladies-inwaiting to help her.

"Please prepare a lot of straw and mortar. Come on! Hurry up!" said Loro Jonggrang. All those ladies-in-waiting were confused. They did not know why Loro Jonggrang asked them to prepare a lot of straw and mortars in the middle of the night.

"Listen, all those genies are building the temples, right? We have to stop them by burning the straw and make some noise by pounding the mortar. The genies will think that sun is going to rise and they will run away. Genies are afraid of sunlight."

It worked! All those genies thought that sun rose. They did not know the light was from the fire that burning the straw. And the noise from pounding the mortar was like the start of a new day. Bandung Bondowoso was angry. He knew Loro Jonggrang just tricked him.

"You cannot fool me, Loro Jonggrang. I already have 999 temples. I just need one more temple. Now, I will make you the one-thousandth temple." With his supernatural power, Bandung Bondowoso made Loro Jonggrang a temple. Until now, the temple is still standing in Prambanan area, Central Java. And the temple is named Loro Jonggrang temple. 

Sabtu, 22 November 2008

Mengukur Kualitas Bangsa

Membaca adalah kebutuhan. Kebutuhan yang sering kita lalaikan. Seperti halnya kita butuh kepada makanan, minuman, pakaian seperti itupula kita butuh pada bacaan. Karena dengan membaca kita menjadi tahu. Dan orang yang tahu ilmunya pasti berbeda dengan yang tidak tahu. Ayat pertama yang Allah Swt turunkan kepada Nabi Muhammad Saw cukup menjadi motivasi awal kita untuk membaca. "Bacalah dengan nama Rabmu yang telah menciptakan".

Kebiasaan membaca yang lemah muncul dikarenakan minat baca yang rendah. Dengan kebiasaan membaca yang lemah menyebabkan kemampuan membaca yang lemah pula. Jadi semuanya saling keterkaitan antara minat, kebiasaan dan kemampuan membaca. Kebiasaan membaca juga merupakan indikator kualitas sebuah bangsa. Sangat memilukan bahwa kemampuan membaca anak-anak Indonesia -dengan jumlah muslim terbesar didunia- menempati posisi terakhir berada dibawah Filipina, Thailand, Singapura dan Hongkong dalam studi lapangan yang dilakukan oleh Vincent Greanary tahun 1998. International Association for Evaluation of Educational ( IEA ) pada tahun 1992 juga dalam sebuah studi kemampuan membaca murid-murid sekolah dasar kelas IV pada 30 negara di dunia, menyimpulkan bahwa Indonesia menempati urutan ke-29 setingkat di atas Venezuela.

Kebiasaan membaca pada masyarakat umum juga rendah. Salah satu indikatornya adalah jumlah surat kabar yang dikonsumsi oleh masyarakat. Idealnya satu surat kabar dikonsumsi sepuluh orang, tetapi di Indonesia angkanya 1:45; artinya setiap 45 orang mengonsumsi satu surat kabar. Di Filipina angkanya 1:30 dan di Sri Lanka angkanya 1:38. Artinya dalam soal membaca, masyarakat kita kalah dibandingkan dengan masyarakat negara berkembang lainnya seperti Filipina dan bahkan dengan masyarakat negara belum maju seperti Sri Lanka. Indikator lainnya adalah rendahnya pengunjung perpustakaan. Kepala Perpustakaan Nasional, Dady P. Rachmanata, menyampaikan informasi mengenai rendahnya pengunjung perpustakaan nasional dan perpustakaan daerah di seluruh Indonesia. Dari pengunjung yang ada hanya 10 s.d. 20 persen yang meminjam buku dan kalau diasumsikan kebiasaan membaca itu ada pada mereka yang meminjam buku maka tingkat kebiasaan membaca kita baru 10 s.d. 20 persen. Padahal, di negara maju angkanya mencapai 80 persen.

Belum hilang rasa prihatin kita ternyata dalam hasil survey interaktif di salah satu stasiun televisi baru-baru ini menyebutkan bahwa mahasiswa perguruan tinggi kita juga tidak jauh berbeda dengan anak-anak SD. Mahasiswa yang seharusnya bergelut dengan buku malah seolah-olah tidak mengenal buku sama sekali. Dalam survey tersebut dinyatakankan 90% dari mahasiswa kita tidak ada menamatkan satu bukupun dalam sebulan. Mereka hanya membaca ketika ada tugas dari dosen atau akan ujian. Dan yang bergabung dengan komunitas-komunitas pembacalah yang mampu menamatkan hingga 3 buku dalam sebulan menurut survey tersebut. Terlepas dari benar atau tidaknya hasil survey tadi namun gejala seperti itu juga terasa di negeri 1000 buku ini. kebiasaan berteman dengan buku hanya ketika akan ujian saja. Kemana-mana dibawa. Sampai tidurpun juga dengan buku. Indah sekali, terkesan ilmiah dan cinta ilmu! tapi sayang selesai ujian bukupun dipinggirkan.

Banyak hal yang menyebabkan rendahnya minat baca bangsa kita. Diantaranya; Pertama: kebiasaan pembelajaran kita menyebabkan pelajar pasif. Tidak menuntut mereka untuk lebih aktif dalam mencari informasi dan tambahan maklumat. Kedua: banyaknya jenis-jenis hiburan yang menghiasi hari-hari masyarakat kita. Mulai dari tayangan di media hingga tempat-tempat yang disediakan khusus untuk hiburan. Ketiga: sangat minimnya perpustakaan, taman bacaan serta buku-buku yang diterbitkan.

Penulis yakin diantara kita juga banyak yang tidak tahu bahwa tanggal 17 Mei adalah hari baca nasional. Pertanyaannya adalah apakah dengan adanya hari baca nasional akan meningkatkan minat baca bangsa kita? Tentu tidak! Karena ini bukan penyakit yang obatnya hanya dengan penentuan hari baca nasional. Ini penyakit turunan yang telah mendarah daging pada bangsa kita. Perlu kerja serius dan ekstra. Mulai dari individu hingga pemerintah. Maka tanamkanlah dalam diri kita "tiada hari tanpa membaca". semoga.

sumber : http://kmm-mesir.org/content/view/128/126/

Mengapa Indonesia Tidak Menjadi Negara Maju?

Perbedaan antara negara berkembang (miskin) dan negara maju (kaya) tidak tergantung pada umur negara itu.

Contohnya negara India dan Mesir, yang umurnya lebih dari 2000 tahun, tetapi mereka tetap terbelakang (miskin).

Di sisi lain-Singapura, Kanada, Australia, dan New Zeland-negara yang umurnya kurang dari 150 tahun dalam membangun, saat ini mereka adalah bagian dari negara maju di dunia, dan penduduknya tidak lagi miskin.

Ketersediaan sumber daya alam dari suatu negara juga tidak menjamin negara itu menjadi kaya atau miskin.

Jepang mempunyai area yang sangat terbatas. Daratannya, 80 persen berupa pegunungan dan tidak cukup untuk meningkatkan pertanian dan peternakan.

Tetapi, saat ini Jepang menjadi raksasa ekonomi nomor dua di dunia. Jepang laksana suatu negara “industri terapung” yang besar sekali, mengimpor bahan baku dari semua negara di dunia dan mengekspor barang jadinya.

Swiss tidak mempunyai perkebunan coklat tetapi sebagai negara pembuat coklat terbaik di dunika. Negara Swiss sangat kecil, hanya 11 persen daratannya yang bisa ditanami.

Swiss juga mengelola susu dengan kualitas terbaik. (Nestle adalah salah satu perusahaan makanan terbesar di dunia). Swiss juga tidak mempunyai cukup reputasi dalam keamanan, integritas dan ketertiban-tetapi saat ini bank-bank di Swiss menjadi bank yang sangat disukai di dunia.

Para eksekutif dari negara maju yang berkomunikasi dengan temannya dari negara terbelakang akan sependapat bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam hal kecerdasan.

Ras dan warna kulit juga bukan faktor penting. Para imigran yang dinyatakan pemalas di negara asalnya ternyata menjadi sumber daya yang sangat produktif di negara-negara maju/kaya di Eropa.

Lalu…apa perbedaannya?

Perbedaannya adalah pada sikap/perilaku masyarakatnya, yang telah dibentuk sepanjang tahun melalui kebudayaan dan pendidikan.

Berdasarkan analisis atas perilaku masyarakat di negara maju, ternyata bahwa mayoritas penduduknya sehari-hari mengikuti/mematuhi prinsip-prinsip dasar kehidupan sebagai berikut.

  1. Etika, sebagai prinsip dasar dalam kehidupan sehari-hari
  2. Kejujuran dan integritas
  3. Bertanggungjawab
  4. Hormat pada aturan dan hukum masyarakat
  5. Hormat pada hak orang/warga lain
  6. Cinta pada pekerjaan
  7. Berusaha keras untuk menabung dan investasi
  8. Mau kerja keras
  9. Tepat waktu

Di negara terbelakang/miskin/berkembang, hanya sebagian kecil masyarakatnya mematuhi prinsip dasar kehidupan tersebut.

Kita bukan miskin (terbelakang) karena kurang sumber daya alam, atau karena alam yang kejam kepada kita. Kita terbelakang/lemah/miskin karena perilaku kita yang kurang/tidak baik.

Kita kekurangan kemauan untuk mematuhi dan mengajarkan prinsip dasar kehidupan yang akan memungkinkan masyarakat kita pantas membangun masyarakat, ekonomi dan negara.

Jika Anda tidak meneruskan pesan ini, tidak akan terjadi apa-apa pada diri Anda!! Hewan peliharaan Anda tidak akan mati, Anda tidak akan kehilangan pekerjaan, Anda tidak akan mendapatkan kesialan dalam 7 tahun, juga Anda tidak akan sakit.

Tetapi, jika Anda tidak meneruskan pesan ini, tidak akan terjadi perubahan apa-apa dalam negara kita. Negara kita akan tetap berlanjut dalam kemiskinan dan akan menjadi lebih miskin lagi.

Jika Anda mencintai negara kita, teruskan pesan ini kepada teman-teman Anda. Biarkan mereka merefleksikan hal ini. Kita harus mulai dari mana saja. Kita ingin berubah dan bertindak!!

Dan perubahan dimulai dari kita sendiri.

sumber : http://eriek.wordpress.com/2007/08/26/mengapa-indonesia-tidak-menjadi-negara-maju/